Nasional

Mencari Sebab Gonjang-ganjing Anas Urbaningrum

Dalam sepekan terakhir rumor politik terkait Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum muncul ke permukaan. Yang paling ekstrem, Anas diisukan dicopot dari posisinya oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apa sebabnya?

Selasa (24/1/2012) pekan lalu, seperti menjadi mimpi buruk bagi Anas Urbaningrum. Karena sejak pagi itu, mencuat rumor tentang bakal dicopot dari posisinya oleh Dewan Pembina Partai Demokrat SBY. Menariknya, rumor itu muncul dari kalangan pewarta di lingkungan Istana Kepresidenan. Rumor tersebut terus menggelinding liar kemana-mana.

Di saat bersamaan, pesan pendek elektronik baik SMS dan BlackBerry Messenger (BBM) juga berseliweran. Isinya tentang perpecahan di tubuh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) antara Ketua KPK Abraham Samad dengan dua wakilnya Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas.

Perpecahan itu dipantik karena kedua wakil Abraham tersebut tidak setuju bila Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap Wisma Atlit, Jakabaring, Sumatera Selatan. Menariknya, drama perpecahan yang disebutkan terjadi Senin (23/1/2012) itu disebutkan dengan aksi banting meja dilakukan Abraham Samad.

Secara kompak, baik Ketua KPK dan Wakil Ketua KPK memang membantah rumor tersebut. Karena Abraham di hari yang dikabarkan terjadi insiden justru tengah menjalani ibadah umroh. Sedangkan Busyro menyebut, berita itu hanya sekelas sampah. Tidak jelas sumber dan akuntabilitasnya.

Dua rumor tersebut bukan berdiri sendiri. Seolah melengkapi peristiwa yang memang tengah mencuat di Pengadilan Tindak Pidanak Korupsi (Tipikor) Jakarta. Karena dalam kurun rumor itu muncul, persidangan terdakwa M Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, berjalan dengan menghadirkan saksi penting seperti Mindo Rosalina Manulang dan Yulianis. Keduanya, bekas orang kepercayaan Nazaruddin di perusahaan miliknya.

Menariknya, nama Anas Urbaningrum tak luput disebut dalam persidangan tersebut. Anas disebut sebagai orang yang pernah hadir di kantor Permai Grup. Dia juga disebut menerima aliran dana seebsar Rp100 juta dari perusahaan Nazar jelang Kongres Partai Demokrat. Tak hanya Anas, ada nama Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mirwan Amir, hingga Sutan Bathoegana.

Soal posisi Anas Urbaningrum dalam kasus ini memang belum pernah dipanggil KPK baik dalam kapasitas sebagai saksi maupun tersangka. Anas pernah hadir di KPK, saat memenuhi panggilan Komite Etik KPK yang menindaklanjuti dugaan hanky-panky komisioner KPK Chandra M Hamzah dengan Nazaruddin.

Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat M Rahmad menyebutkan opini yang muncul belakangan yang ditujukan kepada Anas Urbaningrum hanyalah upaya lanjutan untuk menggoyang Presiden SBY dan Partai Demokrat. "Mereka dari kalangan kelompok masyarakat dan partai politik," sebut Rahmad kepada INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Minggu (29/1/2012).

Ketika disinggung siapa partai politik yang dimaksud? Rahmad enggan mengungkapkannya. Soal kelompok masyarakat yang dimaksud, dia menyebutkan merupakan pihak-pihak yang berkeinginan maju dalam Pemilu Presiden 2014 namun enggan berpartai. "Kan banyak calon independen yang ingin maju di Pemilu Presiden 2014," kata Rahmad.

Bisa saja kalangan Partai Demokrat menyebut terdapat pihak luar partai yang berusaha memancing di air keruh persoalan Nazaruddin ini. Namun, tak bisa dimungkiri, fakta di lapangan, beberapa petinggi Partai Demokrat justru secara terbuka turut larut dalam silang-kata terkait posisi Anas Urbaningrum.

Sebut saja anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman dan Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Poltak Sitompul. Keduanya secara implisit menggambarkan guncangan di internal Partai Demokrat. Hayono berdalih temuan riset politik menepatkan Demokrat anjlok. Sedangkan Ruhut secara gamblang menyebut Ketua Dewan Pembina SBY telah mengantongi nama pengganti Anas Urbaningrum.

Fakta tersebut seolah mengkonfirmasi di internal Partai Demokrat memang tengah mengalami kegentingan politik yang disumbang oleh pihak eksternal dengan berbagai isu dan rumor yang disebar ke publik. Di sisi lain, perbedaan pandangan di internal Partai Demokrat menyikapi kasus wisma atlit tak bisa ditampik.

Semestinya, jika penyebab masalah telah ditemukan oleh Anas Urbaningrum dan timnya terkait rumor sepekan terakhir ini, konsolidasi internal dilakukan. Tidak kalah penting, posisi Ketua Dewan Partai Demokrat SBY juga dibutuhkan untuk mensolidkan seluruh kader partai.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews

Our Partners


ShoutMix chat widget
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
gambar



Mau Script Al-Quran seperti ini? Klik Disini!



 
Portal Berita © 2011 | Designed by Chica Blogger, in collaboration with Uncharted 3, MW3 Forum and Angry Birds Online